Sabtu, 24 Mei 2014

Logam Merkuri dan Dampaknya Bagi Manusia

Logam  merkuri atau air raksa, mempunyai nama kimia hydragyrum yang berarti perak cair. Merkuri adalah unsur yang mempunyai nomor atom (NA) 80 sertamempunyai masa molekul relatif (MR =200,59). Bentuk fisik dan kimianya sangat menguntungkan karena merupakan satu-satunya logam yang berbentuk cair dalam temperatur kamar (25°C),titik bekunya paling rendah (-39°C),mempunyai kecenderungan yang lebih besar,mudah bercampur dengan logam lain menjadi logam campuran, juga dapat mengalirkan arus listrik sebagai konduktor baik tegangan arus listrik tinggi maupun tegangan arus listrik rendah.
Merkuri merupakan salah satu unsur kimia yang biasa digunakan pada proses pemisahan emas dengan unsur logam ikutan lainnya. Merkuri termasuk logam berat berbahaya, yang dalam konsentrasi kecil pun dapat bersifat racun. Merkuri merupakan logam yang dalam keadaan normal berbentuk cairan berwarna abu-abu, tidak berbau dengan berat molekul. Tidak larut dalam air, alkohol, eter, asam hidroklorida, hydrogen bromida dan hidrogen iodide. Larut dalam asam nitrat, asam sulfurik panas dan lipid. Tidak tercampurkan dengan oksidator, halogen, bahan-bahan yang mudah terbakar, logam, asam, logam carbide dan amine. Merkuri dilepaskan ke atmosfer melalui sebagai kegiatan manusia, utamanya berasal dari pembakaran sampah rumah tangga dan limbah industri, dan khususnya pembakaran bahan bakar fosil seperti batu bara. Asap yang mengandung merkuri dapat dengan mudah ditrasportasikan melalui udara dan mengendap di daratan serta air (Widodo, 2012).

Merkuri dan senyawa merkuri toksistasnya sangat tinggi, karena sangat reaktif dan merupakan molekul-molekul yang aktif secara biologi, sehingga menyebabkan terganggunya mahluk hidup. Selain itu, jika telah masuk ke lingkungan, merkuri cepat tersebar luas karena mobilitasnya sangat tinggi dan dapat terkonsentrasi melalui rantai makanan.

Dampak merkuri 
Merkuri yang masuk ke dalam air akan berdampak bahaya secara langsung maupun tidak langsung terhadap manusia dan akan berpengaruh pada sistim kerja enzim dan dapat merusak selaput dinding (membran) sel. Keadaan tersebut diakibatkan karena kamampuan merkuri dalam membentuk ikatan  yang kuat dan gugus yang mengandung belerang yang terdapat di dalam enzim atau dinding sel.
Walaupun mekanisme keracunan merkuri di dalam tubuh belum diketahui dengan jelas, tetapi beberapa hal mengenai daya racun merkuri dalam jumlah yang cukup dapat diuraikan sebagai berikut (Warlina. 2004):
  1. Semua komponen merkuri dalam jumlah cukup beracun terhadap tubuh.
  2. Masing-masing komponen merkuri mempunyai perbedaan karakteristik dalam daya racunnya, distribusi, akumulasi atau pengumpulan dan waktu resistensinya di dalam tubuh.
  3. Transformasi biologi dapat terjadi di dalam lingkungan atau di dalam tubuh di mana komponen merkuri diubah dari satu bentuk ke bentuk yang lainnya.
  4. Pengaruh merkuri di dalam tubuh diduga karena dapat menghambat kemampuan kerja enzim dan menngakibatkan kerusakan sel yang disebabkan kemampuan merkuri untuk terikat dengan grup yang mengandung sulfur di dalam molekul yang terdapat di dalam enzim dan dinding sel. Keadaan ini mengakibatkan penghambatan aktivitas enzimdan reaksi kimia dikatalisasi oleh enzim tersebut.
  5. Kerusakan tubuh yang disebabkan oleh merkuri biasanya bersifat permanen dan sampai saat ini belum dapat disembuhkan.
Dampak Merkuri Bagi Kesehatan
Studi epidemiologi menunjukkan bahwa keracunan metil dan etil merkuri sebagian besar di sebabkan oleh konsumsi ikan yang di peroleh dari daerah tercemar atau makanan yang berbahan baku tumbuhan yang disemprot dengan pestisida jenis fungisida alkil merkuri. Pada tahun 1968 Katsuna melaporkan adanya epidemi keracunan Hg di Teluk Minamata, dan pada tahun 1967 terjadi pencemaran Hg di sungai Agano di Nigata. Pada saat terjadi epidemi, kadar Hg pada ikan di Teluk Minamata sebesar 11 ug/kg berat basah dan di sungai Agano sebesar 10 ug/kg berat basah (Sudarmaji, dkk 2006).
Berdasarkan temuan Diner dan Brenner (1998) serta Frackelton dan Christensen (1998) dikatakan bahwa diagnose klinis keracunan Hg tidaklah mudah dan sering dikaburkan dengan diagnose kelainan psikiatrik dan autisme. Kesukaran diagnose tersebut disebabkan oleh karena panjangnya periode laten dari mulai terpapar sampai timbulnya gejala dan tidak jelasnya bentuk gejala yang timbul, yang mirip dengan kelainan psikiatrik.Diagnose keracunan Hg dengan pemeriksaan urine, darah, kuku dan rambut. Keracunan Hg yang sering disebut sebagai mercuri alism banyak ditemukan di negara maju, misalnya Mad Hatter’s Disease yang merupakan suatu out break keracunan Hg yang diderita oleh karyawan di Alice Wonderland, Minamata Disease yang merupakan suatu out break keracunan Hg pada penduduk makan ikan yang terkontaminasi oleh Hg
di Minamata Jepang, dan kejadian ini dikenal sebagai Minamata Disease. Penyakit lain yang disebabkan oleh keracunan Hg adalah Pink Disease yang terjadi di Guatemala dan Rusia yang merupakan out break keracunan Hg akibat mengkonsumsi padi-padian yang terkontaminasi oleh Hg.
Kadar Hg di udara ambien daerah yang tidak tercemar oleh Hg berkisar antara 20-50 ng/m3. Dengan kadar Hg udara ambien sebesar 50 ng/m3, dalam waktu tiga hari banyaknya Hg yang terhisap oleh paru sebesar 1 µg/hari. Gejala klinis yang timbul, tergantung pada banyaknya Hg yang masuk ke dalam tubuh, mulai dari gejala yang paling ringan yaitu parestesia sampai gejala yang lebih berat yaitu ataxia, dysarthria bahkan dapat menyebabkan kematian. Paparan oleh Hg (biasanya berupa metil merkuri) pada saat prenatal akan nampak setelah bayi lahir yang dapat berupa cerebral palsy maupun retardasi mental. Keracunan ini dapat terjadi jika pada ibu hamil yang mengkonsumsi daging binatang yang diberi pakan padi-padian yang disemprot fungisida yang mengandung metil merkuri.
Keracunan Hg yang akut dapat menyebabkan terjadinya kerusakan saluran pencernaan, gangguan kardiovasculer, kegagalan ginjal akut maupun shock.Pada pemeriksaan laboratorium tampak terjadinya denaturasi protein enzim yang tidak aktif dan kerusakan membran sel.
Metil maupun etil merkuri merupakan racun yang dapat mengganggu susunan syaraf pusat (serebrum dan serebellum) maupun syaraf perifer. Kelainan syaraf perifer dapat berupa parastesia, hilangnya rasa pada anggota gerak dan sekitar mulut serta dapat pula terjadi menyempitnya lapangan pandang dan berkurangnya pendengaran. Keracunan merkuri dapat pula berpengaruh terhadap fungsi ginjal yaitu terjadinya proteinuria. Pada karyawan yang terpapar kronis oleh fenil dan alkil merkuri dapat timbul dermatitis. Selain mempunyai efek pada susunan syaraf, Hg juga dapat menyebabkan kelainan psikiatri berupa insomnia, nervus, kepala pusing, gampang lupa, tremor dan depresi (Fahruddin, 2010).
Sumber:
Fahruddin. 2010. Bioteknologi Lingkungan. Bandung : Alfabeta.
Warlina, L. 2004. Pencemaran Air: Sumber, Dampak, dan Pencemarannya, Pengantar ke Falsafah Sains (PPS702) SekolahPascaSarjana / S3 Institut Pertanian Bogor June 2004.
Sudarmaji, Mukono, J dan Corie, P. Toksikologi Logam Berat B3 dan Dampaknya Terhadap Kesehatan. Sudarmaji, Jurnal  Kesehatan  Lingkungan, Vol. 2, No. 2, Januari 2006:129 -142


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

>>>>BERKOMENTARLAH YANG BAIK DAN SOPAN<<<