I. PENGERTIAN
PESTISIDA, PERKEMBANGAN
DAN SYARAT
PESTISIDA IDEAL
PENDAHULUAN
Deskripsi singkat
Bab ini akan
menguraikan batasan pengertian pestisida, perkembangan pestisida selama kurun
waktu sejak mulai dikenal sampai sekarang dan syarat-syarat yang harus dipenuhi
oleh suatu pestisida secara ideal dalam rangka pemanfaatannya di lapang.
Relevansi
1. Cakupan Pestisida
Kehidupan yang damai dan sejahtera
lahir batin serta tersedianya bahan pangan yang cukup telah mendorong manusia
bekerja secara maksimal dan terus menerus berkompetisi dengan alam
lingkungannya untuk mencapai mutu kehidupan yang lebih baik dan mutu kesehatan
yang optimum. Namun apa yang diimpikan
tidak selalu dapat diraih secara optimal.
Ketersediaan
pangan yang cukup seringkali diperhadapkan oleh adanya persaingan dengan
gangguan hayati berupa Organisma Pengganggu Tanaman (OPT) berupa hama dan penyakit yang
hidup pada berbagai tanaman yang dibudidayakan manusia. Berbagai upaya pengendalian yang didasarkan
atas pertimbangan nilai ekonomi, ekologi dan sosio-budaya telah diusahakan oleh
manusia untuk mengendalikan berbagai
jenis OPT dengan berbagai teknik dan taktik pengendalian yang ada.
Penggunaan pestisida merupakan salah satu
diantara berbagai upaya pengendalian yang dapat dilakukan dan hingga kini terus
diusahakan dan dikembangkan untuk mengatasi masalah hama dan penyakit tumbuhan agar pangan selalu
cukup tersedia. Dalam pengendalian OPT
yang sesuai dengan strategi pengendalian hama
secara terpadu, maka penggunaan
pestisida hanya merupakan salah satu strategi pengendalian (sebagai
alternatif terakhir) yang disesuaikan dengan pertimbangan nilai ekonomi,
ekologi dan sosio-budaya
Masalah hama tanaman
dipandang sebagai fenomena yang berdiri
sendiri yang dapat diatasi dengan mengaplikasikan pestisida saja. Maka istilah’’pemberantasan memberantas’’ hama tanaman umum di pergunakan dalam pengertian membunuh
habis semua spesies hama dengan mengapliksikan
pestisida tertentu dan mencegah agar hama tidak timbul. Saat-saat
aplikasinya telah di jadwakan (sistim kalender), misalnya seminggu
sekali atau lebih sering lagi, tanpa memperhatikan apakah ada hama atau tidak. Jadi sebagai usaha preventif. Pestisida dipercaya sebagai ‘’asuransi
kebehasilan produksi. Dengan pestisida
di jamin akan berhasi. Makin sering di
lakukan aplikasi pestisida tanaman akan makin terhindar dari kerusakan tanaman
yang di sebabkan oleh hama. Kecendrungan menggunakn pestisida juga
berdasrkan alasn-alasn sebagai berikut:
1 Pestisida dapat secepatnya menurunkan populasi
hama dan pnyakit.
2 pestisida dapat diprgunakan setiap saat dan
dimana saja.
Pesttisida
di pandang sebagai obat-obat pertanian
yang akan menyembuhkan tanaman dari akibat serangan hama.
Sampai akhir-akhir inipun istilah istlah yang salah kapra itu masih ada
yang menyempurnakannya. Yang benar
adalah, bahwa pestisida itu adalah racun
yang dapat membunuh tidak saja hama,
tetapi membinasakan semua kehidupan, termasuk manusia.
Karena
pestisida adalah racun yang dapat mempengaruhi kehidupan organisme bukan
sasaran (non target organisms), penggunaan yang harus didasarkan atas
pertimbangan ekologis yang sangat bijaksana. Penggunaan pestisida hanya merupakan taktik yang bersifat darurat,
dalam arti bahwa keadaan memaksa kita untuk menggunakannya pada suatu saat
tertentu sambil menunggu cara-cara lain yang lebih aman, dan dengan
pertimbangan keselamatan manusia dan kelestarian lingkungan Keadaan darurat
yang dimaksut adalah jika terjadi wabah serangga hama pada padi (yang sangat
menentukan nasib orang banyak) dan sebagainya. Kenyataan menunjukan bahwa ‘’taktik
darurat’’menjadi hal yang wajar untuk pengendalian hama di sawahnya dengan menggunakan pestisida
karna target produksi yang telah ditetapkan perlu di capai, dan sebagainya.
2. Kompetensi
TIU dan TIK
Dengan memahami TIU mata kuliah ini
dan TIK kuliah pertama, maka mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan pengertian
pestisida, perkembangan pestisida dan pestisida ideal
PENYAJIAN
1. Pengertian Pestisida
Pengertian
Pestisida luas sekali karena meliputi produk-produk yang digunakan dibidang
pertanian, kehutanan, perkebunan, peternakan, kesehatan hewan, perikanan dan
kesehatan masyarakat. Yang akan dibahas
adalah khusus pestisida untuk mengendalikan organisma pengganggu tanaman
(OPT). Pestisida (Pesticide) secara
harfiah berarti pembunuh hama (pest : hama; cide : membunuh)
Menurut
PP No. 7 tahun 1973 pestisida adalah semua zat kimia atau bahan lain serta
jazad renik dan virus yang dipergunakan untuk :
·
Mengendalikan atau mencegah hama atau penyekit yang merusak tanaman,
bagian tanaman atau hasil-hasil pertanian
·
Mengendalikan rerumputan
·
Mengatur atau merangsang pertumbuhan yang tidak
diinginkan
·
Mengendalikan atau mencegah hama-hama luar pada
hewan peliharaan atau ternak
·
mengendalikan hama-hama air
·
Mengendalikan atau mencegah binatang-binatang
yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia dan binatang yang perlu dilindungi
dengan penggunaan pada tanaman, tanah dan air
Menurut
The United States
Enviromental Pesticide Control Act.
Pestisida adalah :Semua zat atau campuran zat yang khusus digunakan
untuk mengendalikan, mencegah atau menangkis gangguan serangga, binatang
pengerat, nematoda, gulma, virus, bakteri, jasad renik yang dianggap hama
kecuali virus bakteri atau jasad renik lainnya yang terdapat pada manusia dan
binatang. atau semua zat atau campuran
zat yang digunakan untuk mengatur pertumbuhan tanaman atau pengering tanaman
Secara
spesifik produk pestisida dibidang pertanian disebut produk perlindungan
tanaman (crop protection products). Istilah
ini digunakan untuk menghindari istilah pestisida yang berkonotasi “bahan
pembunuh”
2.
Perkembangan Pestisida
Upaya perlindungan tanaman dari gangguan OPT sudah berlangsung
sejak manusia membudidayakan tanaman. Penggunaan Kapur dan abu kayu untuk mengendalikan
hama gudang
telah dilakukan sejak 1200 SM.
Demikian pula benih-benih tanaman telah diberi perlakuan dengan ekstrak
tanaman maupun dengan pengasapan untuk melindungi dari gangguan OPT.
Pada permulaan abad pertama
Penggunaan AS203 telah dianjurkan untuk melindungi tanaman. Pada tahun 1783 nikotin ditemukan sebagai
insektisida, kemudian pada tahun 1840
ekstrak Pyrethrum ditemukan sebagai insektisida. Pada tahun 1885 Bordeaux mixture (BB)
merupakan campuran senyawa terusi dengan kapur ditemukan secara kebetulan
sebagai fungisida untuk mengendalikan cendawan pada anggur. HCN pertama kali digunakan pada tahum 1886
untuk fumigasi pada atanaman jeruk di California. Tahun 1892 senyawa anorganik Timbalarsenat
dipakai untuk mengendalikan hama
pada buah-buahan. Tahun 1927 Rotenon
ditemukana sebagai insektisida. Benzen Hexa Chlorida (BHC) atau Hexa chloro
Hexan (HCH) diketahui sebagai insektisida sejak tahun 1933. Selanjutnyaq DDT (Dichloro Diphenyl
Trichloroetane) ditemukan sebagai insektisida yang ampuh (namun karena
persistensinya yang tinggi tidak lagi digunakan dibidang pertanian.
Penemuan
DDT dan senyawa-senyawa racun golongan
organoklorin (hidrokarbon berklor) lainnya yang ditemukan menjelang perang dunia kedua telah
membantu berbagai peningkatan produksi
pertanian yang kita kenal sebagai salah satu komponen revolusi hijau (green
revolution). Kesuksesan ini di nikmati
sampai awal tahun 1970-an penemuan para ahli kemudian memastikan
beberapa masalah antara lain, senyawa sinetik organoklrin dapat menimbulkan
resistensi. Dan yang lebih gawat lagi adalah bahwa pestisida organoklorin
merupakan racun kronis yang persisten. Derivatnya dapat bertahan dalam lingkungan untuk jangka
waktu beberapa genersi umat manusia. Ini
memaksa kita untuk berpikir beberapa kali untuk memakainya. Walaupun sebagian
dari insektisida hidrokarbonberklor
karena pertimbangan ekonomis masih diizinkan penggunaannya.
Selanjutnya
ditemukan senyawa Organophosphor yang
pertama kali muncul tahun 1945 hasil industri Jerman yang menemukan TEPP, Parathion
kemudian Malathion, sedang Diazinon ditemukan di Swiss, setelah itu banyak
perusahan kimia yang melakukan penelitian dibidang perlindungan tanaman dan
sejak itu ribuan senyawa organik sintetik banyak diproduksi untuk mengendalikan
hama dan penyakit tumbuhan.
Dikembangkan
pula berbagai pestisida yang dianggap lebih ‘’aman’’ yang sebagian besar
merupakan racun akut (teutama dari golongan organofosfat dan karbamat). Walaupun kurang mencemari lingkungan, karena mudah terurai oleh
faktor-faktor hayati dan alami linkungan, sampa kini pestisida ini telah
menelan korban jiwa manusia dalam jumlah yang tidak sedikit karena sifat
akutnya sebagai racun saraf.
Perkembangan
berikutnya adalah penemuan pestisida yang sangat selektif (tidak mempengaruhi organime bukan sasaran) seperti
hormon anti pertumbuhan dan bahan kimia derivat hasil alam (sintetik) serta
analog-analognya. Sejalan dengan
kemajuan kemajuan ilmu hayat, kimia dan kedokteran, dikonstatir bahwa sebagian
pestisida baru ini merupakan bahan kimia yang bersifat karsinogenik (dapat menimbulkan kangker pada manusia) dan bahkan hampir semua karsinogenik dapat di
buktikan juga merupakan zat mutagenik (dapat mengubah unsur keturunan).
3.
Pestisida Ideal
Para
ahli perlindungan tanaman tidak henti-hentinya mencoba mencari pestisida yang ideal yang aman bagi lingkungan sekitar,
manusia dan hewan piaraan serta organisma non target lainya. Kemajuan telah banyak diperoleh dari berbagai
hasil temuan dari berbagai jenis bahan aktif pestisida, tetapi yang benar-benar ideal belum ada.
Syarat pestisida
ideal :
1. Sifat biologi
·
Efikasi biologis optimal (efektif)
·
Takaran aplikasi rendah, tidak terlalu membebani
lingkungan
·
Toksisitas terhadap mamalia rendah (LD50 dermal
dan LD50 oral relatif tinggi) sehingga kurang membahayakan bagi pengguna,
konsumen dan lingkungan
·
Sasaranya spesifik, khusus untuk pestisida
·
Selektif dan tidak cepat menimbulkan resistensi
dan resurjensi
2. Sifat kimia fisik
- Tidak persisten, harus mudah terurai oleh faktor hayati
- Tidak mudah menembus kulit manusia
3. Formulasi
·
Diformulasikan dalam bentuk yang mendukung
keselamatan pengguna, konsumen dan lingkungan
- Formulasinya cukup stabil
- Mudah diaplikasikan
Evaluasi :
- Jelaskan arti pestisida
- Jelaskan perkembangan pestisida
- Syarat pestisida ideal
Pustaka :
1.
Djojosumarto. P.
2000. Teknik Aplikasi Pestisida
Pertanian. Kanisius. Yogyakarta
2.
Tarumingkeng R C.
1992. Insektisida. Sifat Mekanisme Kerja Dan Dampak
Penggunaannya. PT. Sinar Surya Megah Perkasa. Jakarta.
3.
Triharso.
1996. Dasar-dasar Perlindungan
Tanaman. Gadjah Mada
University Press. Yogyakarta.
4.
Sudarmo S, 2003.
Pestisida untuk Tanaman.
Kanisius. Yogyakarta
bermanfaat sekali untuk petani
BalasHapus