Minggu, 25 Agustus 2013

FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN KRITISNYA TANAH

Kritisnya tanah dapat disebabkan oleh salah satu atau beberapa anasir tanah, apakah karena keadaan iklimnya, keadaan tanahnya, karena keadaan air atau karena gabungan di antara beberapa anasir diatas. Apa yang telah banyak dikemukakan yaitu tentang kritisnya tanah karena erosi yang banyak ditimbulkan oleh tenaga/kekuatan air (baik butiran air hujan maupun air aliran permukaan). Dibawah ini dikemukakan tentang kritisnya tanah oleh unsur-unsur lainnya.

Iklim makro dan mikro,
Yang dimaksud dengan iklim makro yaitu iklim atmosfer, iklim ini dalam hubungannya dengan tanah menimbulkan iklim tanah yang meliputi iklim permukaan tanah (site climate) dan iklim tubuh tanah. Menurut B.T BUNTING (1973)  dalam ‘’ The Geographi of Soil”, atmosfer bersama tanah berinteraksi dengan vegetasi penutup permukaan tanah dan membentuk iklim mikro. Iklim mikro ini di daerah-daerah yang terbuka ternyata bersifat lebih ekstrim daripada yang terdapat di daerah-daerah yang tertutup atau terlindung rapat oleh vegetasi hutan. Iklim mikro pula lebih ekstrim dibanding dengan iklim makro atau iklim tubuh tanah.

Pancaran matahari
Sebagian kita telah maklum semua proses yang berlangsung di bumi demikian terkendali oleh tenaga matahari, seperti dalam proses abiotika dan proses hayati. Siklus hidrologi yang menjadi inti khusus keairan bumi dan juga yang menentukan keadaan kehidupan di bumi adalah demikian terkendali oleh tenaga pancaran matahari. Demikian pentingnya pancaran matahari itu karena dapat menguasai berbagai prosesdalam tubuh tanah yang sangat berhubungan dengan :

  • Penciptaan kesuburan tanah bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman; 
  • Peengembangan kerentanan tanah;
  • Erosi tanah.
Jumlah tenaga pancaran matahari (panjang hari) sangat berkaitan dengan awan serta curah hujan yang turun. Makin banyak awan atau makin tinggi curah hujan, penyinaran matahari biasanya makin pendek. Dan ini akan berarti keadaan air dalam tanah akan makin baik (tercukupkana) akan tetapi keadaan penyinaran matahari yang diterima tanaman makin kurang, padahal sinar matahari sangat dibutuhkan pula bagi tanaman. Oleh karena itulah maka dikawasan beriklim basah atau pada musim penghujan “jumlah tenaga pancaran matahari” atau panjang hari menjadi factor pembatas produksi pertanian. Sedangkan dikawasan beriklim kering atau pada musim kemarau ketersediaan air yang menjadi factor pembatas penghasil pertanian. Menurut WILLIAMS dan JOSEPH (1976) dalam “Climate,Soil and Crop Productions in the Humid Tropics”, hasil penelitian di Malaysia bahwa kawasan yang mempunyai curah hujan bulanan ± 500 mm hanya mempunyai jumlah tenaga pancaran matahari bulanan sekitar 100 jam. Sedangkan yang bercurah hujan sekitar 125 mm, jumlah tenaga pancaran matahari bulanan yang diterima di kawasan itu adalah sekitar 200 jam. Jadi di daerah yang banyak curahan hujannya akan mengalami kekritisan jumlah tenaga pancaran matahari, sedang didaerah kering atau sedikit sekali curah hujannya akan mengalami kritis air.
Jumlah tenaga pancaran matahari bulanan 100 jam dan 200 jam masing-masing adalah setara dengan lamanya penyinaran matahari sebanyak 28% dan 56%. Dataran rendah di Indonesia menurut pengamatan rata-rata jumlah tenaga pancaran matahari bulanan sekitar 120 – 300 jam, sedangkan daerah pegunungan yang tinggi ada yang hanya memiliki jumlah tenaga pancaran matahari bulanan sekitar 50 jam. Tetapi menurut MOHR (1972) tidak sedikit tempat di Indonesia bagian timur yang mempunyai jumlah tenaga pancaran matahari bulanan diatas 300 jam.
Jika apa yang telah diterangkan di atas dihubungkan dengan kegiatan fotosintesis (proses ini semua produksi tanaman) maka :

  • Lamanya penyinaran matahari atau jumlah tenaga pancaran matahari bulanan yang diterima tanah dan tanaman di bagian barat Indonesia (Jawa barat, sumatera, Kalimantan) akan merupakan factor pengkritis. Kurangnya panjang hari merupakan factor krisisnya tanah di bagian barat Indonesia ini.
  • Sedaangkan di bagian tenggara Indonesia (Bali, NTB, NTT) dan kemungkinan juga di Sulawesi bagian tengah, air merupakan factor kritisnya tanah.
  • Terjadinya perbedaan yang tegas antara musim penghujan dan musum kemarau di Jawa tengah dan Jawa timur, mungkin jumlah tenaga pancaran matahari/panjang hari dan air akan merupakan factor pengkritis tanah secara bergantian.
  • Ditinjau dari segi fotosintesa ini, kemungkinan sekali dikawasan Maluku dan irian jaya secara garis besarnya memiliki keadaan iklim yang secara relative sangat menguntungkan.
Ekses air,
Kalau di atas telah dikemukakan bahwa di daerah-daerah dengan curahan air hujan yang tinggi di tinjau dari segi fotosintesa akan mengalami kritis jumlah tenaga pancaran matahari/panjang hari, selanjutnya akan dikemukakan keadaan kritis yang lain yang berkaitan dengan ekses air ( berlebihannya air) pada tanah.
Pada tanah-tanah yang kedudukannya lebih rendah atau tanah-tanah yang terkurung oleh tanah-tanah lainnya yang letaknya lebih tinggi sehingga tanah-tanah tersebut berbentuk cekungan-cekungan, ekses air ini sering membentuk rawa-rawa, yang umumnya menjadikan tanah tersebut daya produksinya rendah. Ekses air disuatau tempat, terlebih-lebih yang tanahnya memiliki kemiringan dan ternyata kemampuan infiltrasi airnya rendah sering menimbulkan banjir hebat, karena infiltrasi dan perkolasi tidak dapat mengimbangi laju curah hujan,arus aliran air permukaan yang deras, meningkatkan potensi erosi. Di tempat-tempat ini keamanan tanahhanyalah tegantung pada vegetasi yang ada terutama vegetasi yang tumbuhnya rapat dan usaha-usaha pengawetan (konservasi), kehilangan vegetasi penutup tentunya segera menimbulkan keadaan kritis yang lebih hebat.
Berlebihnya air (ekses air) akibat curah hujan besar dan lama yang merupakan potensi erosi hanya mungkin menimbulkan erosi hebat kalau menimbulkan aliran air permukaan yang hebat sedangkan erodibilitas ( kerentanan tanah terhadap erosi) cukup besar pula karena daya resap air dan daya simpan air tubuh tanah serta kemantapan agregrasi partikel-partikel tanah kurang baik.
Uraian-uraian diatas adalah sangat berkaitan dengan timbulnya krisis tanah yang disebabkan atau banyak berhubungan dengan keadaan iklim yang tidak menguntungkan (iklim yang basah) dan keadaan tanah yang mempunyai kemiringan.

Pencucian (leaching),
Pada tanah yang keadaannya tidak mempunyai kemiringan atau yang hanya kecil saja kemiringannya, akan tetapi kapasitas infiltrasi airnya cukup baik, maka sebagian besar air curah hujan akan terserap kedalam tubuh tanah dan berlanjut menjadi perkolasi dalam. Kritisnya tanah pada tanah yang demikian bukan lagi merupakan erosi dan penggenangan, melainkan pencucian atau leaching.
Dengan berlangsungnya pencucian ini, secara berangsur-angsur tanah menjadi miskin akan unsure hara. Akibatnya produktivitas tanah atau kesuburan actual merosot, dikarenakan unsure-unsur hara yang tersedia akan mudah sekali tercuci. Sedangkan perkolasi dalam berlangsung secara kontinyu yang menurunkan pula cadangan mineral, dengan demikian maka persediaan unsure hara makin berkurang. Berbagai unsure hara yang pada mulanya berada dalam bentuk mineral oleh proses hidrolisa menjadi terbebaskan yang selanjutnya akan mudah sekali tercuci, dank arena pencucian berlangsung terus karena perkolasi dala selalu meningkat, maka kesuburan potensial pada tanah akan terus merosot yang pada akhirnya tanahpun akan menjadi gersang.

Suhu udara dan suhu tanah,
dapat dikatakan bahwa suhu udara dan suhu tanah di Indonesia umumnya tidak menjadi factor pengkritis tanah. Kemungkinan di tempat terpencil yang secara kebetulan pula kurang memiliki persyaratan yang menguntungkan bagi usaha pertanian, suhu udara dan suhu tanah dikeluh kesahkan oleh petani kita sebagai penghambat dalam usahanya, akan tetapi dengan beberapa perlakuan dapat  diatasi dengan baik. Perlakuan mana misalnya dengan menyesuaikan tanamannya, sebagai contoh : pada suatu ketinggian yang mendekati 1000 m diatas permukaan laut yang tidak cocok untuk bertanam padi, para petani akan bertanam tembakau, kopi, the, jagung dan sebagainya.

Daftar Pustaka: Mul Mulyani Sutedjo dan A.G Kartasapoetra, 2010. Pengantar Ilmu Tanah. Rineka Cipta. Jakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

>>>>BERKOMENTARLAH YANG BAIK DAN SOPAN<<<