Sistematika
dan Botani Tanaman Jagung Manis
Taksonomi Tanaman
Jagung Manis (Zea mays saccharata Sturt) dalam taksonomi tumbuh-tumbuhan dimasukkan
dalam klasifikasi sebagai berikut :
Kingdom : Plantae (
tumbuh-tumbuhan )
Division :
Spermatophyta ( tumbuhan berbiji )
Sub Divisio :
Angiospermae ( berbiji tertutup )
Classis :
Monocotyledone ( berkeping satu )
Ordo : Graminae (
rumput-rumputan )
Familia : Poaceae
Genus : Zea
Jagung merupakan tanaman berakar serabut yang terdiri dari
tiga tipe akar, yaitu akar lateral, akar adventif, dan akar udara. Akar
lateral tumbuh dari radikula dan embrio. Akar adventif disebut juga akar
tunjang. Akar ini tumbuh dari buku paling bawah, yaitu sekitar 4 cm di
bawah permukaan. Sementara akar udara adalah akar yang keluar dari dua
atau lebih buku terbawah permukaan tanah. Perkembangan akar jagung
tergantung dari varietas, kesuburan tanah, dan keadaan air tanah. Batang
tanaman jagung tidak bercabang, berbentuk silinder. Pada buku ruas akan
muncul tunas yang berkembang menjadi tongkol. Tinggi tanaman jagung
tergantung varietas, umumnya berkisar 100 cm sampai 300 cm. Daun jagung
memanjang dan keluar dari buku-buku batang. Jumlah daun terdiri dari 8 helai
sampai 48 helai tergantung varietasnya. Antara kelopak dan helaian terdapat
lidah daun yang disebut ligula, fungsi ligula adalah mencegah air masuk ke
dalam kelopak daun dan batang (Purwono dan Hartono dalam Agitarani, 2005).
Jagung manis (
Zea mays saccharata ) atau Sweet corn pada mulanya berkembang dari jagung gigi
kuda atau dent corn ( Zea mays indentata) dan jagung mutiara atau flint corn (
Zea mays indurata) yang kemudian melalui pemuliaan tanaman diperoleh jenis yang
manis. Jagung muda apabila telah direbus mempunyai rasa enak dan manis. Rasa
manis ini disebabkan kandungan zat gulanya tinggi oleh karena terdapatnya gen
resesif yang dapat mencegah perubahan dari
gula menjadi pati. Jagung manis mempunyai ciri-ciri, biji yang masih
muda bercahaya dan berwarna jernih seperti kaca sedangkan biji yang telah masak
dan kering akan menjadi keriput/berkerut. Jagung jenis ini dapat mengalami
perubahan rasa menjadi kurang manis apabila diareal pertanaman terdapat jagung
biasa oleh karena terjadinya penyerbukan silang atau cross pollination. Untuk
membedakan jagung manis dan jagung biasa, pada umumnya jagung manis berambut
putih sedangkan jagung biasa berambut merah. Umur jagung manis antara 60 sampai
70 hari, namun pada dataran tinggi yaitu 400 meter diatas permukaan laut atau
lebih, biasanya mencapai 80 hari (Borneo, 2011).
Tanaman jagung sudah
sejak lama diketahui orang, bukan hanya di Indonesia tapi juga di negara-negara
lainnya, belum dapat dipastikan kapan dan di mana pertama kali ditemukannya.
Menurut beberapa sumber, ada yang menyebutkan bahwa dalam tahun 1779, orang
Indian Amerika menemukan tanaman yang kemudian dikenal dengan varietas jagung
manis atau jagung gula (zea mays saccharata). Jenis ini memiliki ciri-ciri di
antaranya biji yang mengkilat dan kalau masih muda kelihatan jernih bercahaya,
tetapi kalau sudah tua atau masak mengerut dan keriput (Situshijau, 2003).
Nama zea mays sendiri
diberikan oleh Carolus Linnaeus pada tahun 1939. Kata "zea" diambil
dari bahasa Yunani yang berarti "padi-padian", sedangkan kata
"mays" merupakan kosakata orang Indian yaitu "mahiz" yang
merupakan sebuatan untuk jagung bagi orang Indian. Proses penyebaran tanaman
jagung ke berbagai negara, diperkirakan berawal dari ditemukannya benua Amerika
oleh Cristoforo Colombo yang lebih dikenal dengan sebutan Columbus. Pada saat
itu penduduk Meksiko dan Amerika Selatan sudah mengusahakan tanaman ini,
sementara negara lain belum mengenalnya. Oleh Columbus tanaman jagung dibawa ke
Eropa, termasuk Spanyol. Dari sana tanaman ini cepat menyebar ke negara lain di
sekitar Laut Tengah, seperti Portugal, Itali, Prancis Selatan, dan Afrika
Utara. Kemudian oleh orang Portugis, jagung dibawa ke daerah tropis pantai
barat Afrika dan di sana dikembangkan dengan baik. Dari sana penyebarannya
makin meluas hingga ke negara India, Cina, dan Filipina. Dalam upaya pencarian
jalan ke negeri rempah-rempah, akhirnya bangsa Portugis sampai ke Indonesia.
Hingga tanaman jagung yang mereka bawa tersebut masuk ke negara kita, yaitu
pertamanya ke Pulau Tidore Maluku Utara yang kemudian menyebar ke Sulawesi
serta pulau-pulau lainnya di Indonesia. Cepatnya proses penyebaran jagung
diakibatkan oleh berbagai keistimewaan yang dimiliki tanaman ini (Situshijau,
2003).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
>>>>BERKOMENTARLAH YANG BAIK DAN SOPAN<<<